Bangsa Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa yang
ramah, sopan, beradab dan berbudaya. Ungkapan tersebut bisa dibuktikan
banyaknya wisatawan asing yang dating ke negeri ini dan ingin kembali lagi
karena terkesan akan keramahan dan kesopanan bangsa Indonesia dalam menyambut dan
memberi pelayanan kepada para tamu wisatawan. Hal itu selalu diungkapkan oleh
para wisatawan dari manapun dan dimanapun di daerah wisata di seluruh
Indonesia. Dan sebagai bukti yang menunjukkan bangsa yang beradab dan berbudaya
adalah dengan adanya bukti peninggalan bersejarah yang banyak dikenal dan
dikagumi oleh penduduk dunia. Candi Borobudur, Candi Prambanan, masjid-masjid
Agung yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan bukti betapa
tingginya peradapan dan budaya bangsa Indonesia, Sendratari di Prambanan,
cerita yang terukir pada setiap dinding candi Borobudur, beberapa tarian daerah
juga merupakan tingginya peradaban dan budaya bangsa Indonesia.
Persoalan kita sekarang sebagai pewaris budaya dan
peradaban serta generasi penerus bangsa bagaimana menjaga, melestarikan dan
menunjunjung tinggi apa yang telah dimiliki oleh bangsa kita ini. Sebagai
generasi penerus bangsa jangan sampai terkena virus budaya asing yang dapat
merusak budaya dan karakter bangsa.
Maka dari itu kita harus memahami apa yang dimaksud pendidikan karakter bangsa,
budi pekerti, budaya dan bagaimana memasukkan unsur-unsur tersebut dalam
pembelajaran sesuai tanggung jawab kita.
Pendidikan karakter bangsa
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis
dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah
dimiliki masyarakat dan bangsa. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang
berpikir, bersikap dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral
dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada
orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat
dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat
dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang.
Budaya
Budaya diartikan sebagai keseluruhan system berpikir,
nilai, moral, norma dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat, system
berpikir, nilai, moral dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia
dengan sesamanya dan lingkungan alamnya dan digunakan dalam kehidupan manusia
dan menghasilkan system sosial, system ekonomi, system kepercayaan, system
pengetahuan, tehnologi, seni dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk social
menjadi penghasil system – system tersebut. Ketika kehidupan manusia terus
berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah system kepercayaan, ilmu,
teknologi, serta seni.
Budaya , yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan
berkembang dimulai dari budaya di lingkungan terdekat berkembang ke lingkungan
yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut
oleh umat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat
maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal
dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, sangat rentang
terhadap pengaruh budaya luar dan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena
dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan pertimbangan. Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan
semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga
Negara yang baik.
Budi pekerti
Dari aspek ekonomi , budi pekerti terdiri dari dua kata,
yaitu budi dan pekerti. Kata budi berarti nalar, pikiran, watak. Sedangkan
pekerti berarti penggawean, watak, tabiat, dan akhlak. Jadi kata budi pekerti
berarti tingkah laku, perangai, akhlak, dan watak (Poerwadarminto, 1939 : 51)
Pendapat Ki Hajar Dewantara (Supriyoko, 2000 : 4) bahwa
budi pekerti adalah merupakan perilaku social seseorang yang didasarkan pada
kematangan jiwanya. Kematangan jiwa akan melahirkan budi pekerti luhur. Budi
pekerti luhur artinya sikap dan perilaku seseorang di samping didasarkan
kematangan jiwa (internal) juga diselaraskan dengan kaidah social yang berlaku
di masyarakat sekitarnya (eksternal).
Budi pekerti
merupakan akumulasi dari cipta-rasa-karsa yang diaktualisasikan ke dalam sikap,
kata-kata dan tingkah laku seseorang. Budi pekerti yang mempresentasikan
tabiat, watak, akhlak dan moral sekaligus mencerminkan sikap batin seseorang.
Sikap batin ini yang akan terefleksi dalam tingkah laku seseorang. Jadi budi
pekerti yang mulia merupakan implementasi nilai-nilai luhur bangsa.
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan
dari karakter, budaya maupun budi pekerti itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan,
dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum.
Dengan demikian pendidikan karakter bangsa dapat
diartikan sebagai suatu system penanaman nila-nilai perilaku (karakter) kepada
warga sekolah meliputi pengetahuan :
-
Kesadaran atau kemauan
-
Tindakan melaksanakan
nilai-nilai baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi insane kamil (sempurna)
Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat
dilihat sebagai berikut :
1.
Pendidikan Agama; Nilai utama yang
ditanamkan antara lain: Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin
tahu, percaya diri, menghargai keragaman, patuh pada peraturan, social, bergaya
hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras dan adil.
2.
Pendidikan Kewarganegaraan nilai utama yang ditanamkan
antara lain: Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai
keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
3.
Bahasa Indonesia Nilai utama
yang ditanamkan antara lain: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif,
percaya diri, bertanggung jawab, santun, ingin tahu, nasionalis.
4.
Ilmu Pengetahuan Sosial Nilai utama
yang ditanamkan antara lain :Nasionalis, menghargai keragaman berfikir logis,
kritis dan inovatif, kreatif, peduli social dan lingkungan, berjiwa, wira
usaha, jujur, kerja keras.
5.
Ilmu Pengetahuan Alam Nilai utama
yang tanamkan antara lain: Ingin tahu, berfikir logis, kreatif dan inovatif,
kritis, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, jujur, disiplin, menghargai
keragaman, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan , cinta ilmu.
6.
Bahasa Inggris Nilai utama
yang ditanamkan. Menghargai kebersamaan, santun, percaya diri, mandiri, kerjasama,
patuh pada aturan sosial.
7.
Seni Budaya Nilai utama
yang ditanamkan antara lain: Menghargai keberagaman nasonalis, menghargai kerja
orang lain, ngin tahu, jujur, disiplin, demokratis.
8.
Penjasorkes Nilai utama
yang ditanamkan antara lain: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur,
percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain.
9.
Tehnologi Informasi Komunikasi
Ketrampilan Nilai utama yang ditanamkan antara lain: Berfikir logis, kritis,
kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, menghargai karya orang lain.
10.
Muatan Lokal Nilai utama
yang ditanamkan antara lain: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang
lain, nasional peduli,
Daftar Pustaka
Kemendiknas, 2010, Pengembangan Pendidikan, Budaya dan Karakter Bangsa. Buana Pustaka
2006 B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar